Nama : Awal Putro Aryanto
Kelas : 3ka27
Npm : 11113523
1. Penalaran
Kelas : 3ka27
Npm : 11113523
1. Penalaran
Adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan
deduktif :
• Metode
induktif
Metode
berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk
dari metode berpikir induktif. Contoh:
- Jika dipanaskan,
besi memuai.
Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jika dipanaskan,
emas memuai.
Jika dipanaskan,
platina memuai.
- Jika dipanaskan,
logam memuai.
Jika ada udara,
manusia akan hidup.
Jika ada udara,
hewan akan hidup.
Jika ada udara,
tumbuhan akan hidup.
- Jika ada udara mahkluk
hidup akan hidup.
• Metode
deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
2. Evidensi
Adalah semua
fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk
memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan
tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun
petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Kita mungkin
mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau
perwujudan dari ada bagi akal". Misal Mr.A mengatakan "Dengan pasti
ada 301.614 ikan di bengawan solo", apa komentar kita ? Tentu saja kita
tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan
mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu saja
reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai "kepastian", Tentu saja
kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau
ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi
kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai
untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam
persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya,
kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, "Ada tiga
jendela di dalam ruang ini," persetujuan atau ketidak setujuan saya segera
jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah
didapatkan.
Dalam wujud
yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud
dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu
sumber tertentu.
Cara menguji data :
Data dan
informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk
pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan
apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus
diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat
pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah
itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari
semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan
yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.
3. Inferensi
Adalah membuat
simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat
inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak
langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan
(eksplikatur).
Terdapat 2 jenis metode Inferensi :
• Inferensi
Langsung
Inferensi yang
kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk
penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari
premisnya.
Contoh : Ban motor ani pecah sedangkan ani besok ingin pergi
ke kampus, tetapi ani tidak mempunyai uang untuk mengganti ban motor.
kesimpulan : ani besok tidak pergi ke kampus karena ban
motornya pecah.
• Inferensi
Tak Langsung
Inferensi yang
kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal
makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ucapan tersebut misalnya
(C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
4. Proposisi
Proposisi adalah
istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan
utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan,
disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah
pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni:
1. Subyek, perkara
yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara.
2. Predikat adalah
perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3. Kopula adalah
kata yang menghubungkan subjek dan predikat.
5. Implikasi
Pada dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat
langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi
secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Di dalam
konteks penelitian sendiri, implikasi bisa di lihat. Apabila dalam sebuah
penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya "A", "Manusia itu
bernafas". Maka "Manusia itu bernafas" yang kita sebut dengan
implikasi penelitian. Untuk contohnya, dalam hasil penelitian kita menemukan
bahwa siswa yang di ajar dengan metode "A" lebih kreatif serta
memiliki skill yang lebih baik.
Dengan demikian dengan menggunakan metode belajar
"A" kita bisa mengharapkan siswa menjadi lebih kreatif dan juga
memiliki skill yang baik. Setelah itu perlu juga untuk dihubungkan dengan
konteks penelitian yang telah kita bangun. Contohnya, sampelnya kelas berapa?
seperti apa karakteristik sekolah? ada berapa sampel? dan lain-lainnya. Nah,
memang sudah seharusnya implikasi penelitian di lakukan secara spesifik
layaknya karakteristik di atas.
Cara Menguji Data, Fakta & Autoritas
1. Cara menguji
data.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan
bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu
yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu
pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil
pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka,
kata-kata, atau citra.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan
sebagai berikut:
• Menurut
kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti
fakta.
• Pengertian
yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita
hadapi
Menurut sifatnya, data dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Data
kualitatif.
Data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut
lukisan kualitas objek yang dipelajari.
b. Data
kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang memiliki harga yang
berubah-ubah atau bersifat variabel.
Menurut sumbernya.
Menurut sumbernya data dibagi menjadi:
a. Data Intern
Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari
dalam suatu instansi ( lembaga atau organisasi ).
b. Data Ekstern
Data ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari
luar instansi. Data ekstern dapat dibagi menjadi:
1) Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang
yang berkepentingan atau yang menggunaklan data tersebut. Data yang diperoleh
seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner yang biasa dilakukan peneliti.
Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti atau observer melakukan sendiri
penelitian atau observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya
dapat berupa survey atau percobaan ( eksperimen ).
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung
dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut. Data sekunder
pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan,
gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil
penelitian lembaga atau instansi seperti BPS, Mass Media, Lembaga Pemerintahan
atau swasta dan sebagainya. Yang menjadi perhatian dalam penggunaan data
sekunder adlah sumber data, batasan konsep yang digunakan, serta tingkat
ketelitian dalam pengumpulan data.
Menurut jenisnya.
Menurut jenisnya, data terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Data Kontinu.
Data kontinu merupakan data yang diperoleh dari hasil
pengukuran.
b. Data Diskrit
Data diskrit merupakan data yang diperoleh dari hasil
perhitungan.
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis
1) TES
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang
dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain. Dalam
menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes,
dan soal tes terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu
jenis variable.
2) ANGKET (kuesioner).
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dapat dibedakan atas
beberapa jenis tergantung dengan sudut pandang tertentu.
3) INTERVIEW.
Interview sering juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada
responden untuk menggali informasi.
4) OBSERVASI
Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan
adalah merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman,
penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan
indra disebut pengamatan langsung.
Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan
menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara dan lain-lain.
5) DOKUMENTASI.
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua
barang-barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi ,
peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan,
peninggalan benda purbakala yang merupakan symbol symbol atau gambar. instrumen
dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya
data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpul
data. Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti
melakukan uji coba lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa memahami
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
2. Cara menguji
fakta.
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita
peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1) Konsistensi.
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi
merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung
kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik
atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah
teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika
tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat
istilah satisfiable yang digunakan.
2) Koherensi.
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan
gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah
memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang
digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri),
keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi),
pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran
(paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).
3. Cara meguji
autoritas.
Menghindari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan
membedakan atau hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada
beberapa cara sebagai berikut :
1) Tidak
mengandung prasangka.
Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh para ahli ata didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2) Pengalaman dan
pendidikan autoritas.
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas.
Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus
dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang
diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan
pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
3) Kemashuran dan prestise.
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah
pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar
bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
4) Koherensi
dengan kemajuan.
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas
sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat
sikap terakhir dalam bidang itu.
PENALARAN DALAM MENYUSUN SEBUAH PENELITIAN.
Penalaran menjadi bagian penting dalam proses menyusun
sebuah penelitian karena penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi,
sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun
penelitian metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran
induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan agar tidak
menimbulkan persepsi yang salah.
BERFIKIR DEDUKTIF DAN BERFIKIR INDUKTIF.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas
fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status social.
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah
pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
1. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat
dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena
sudah sama-sama diketahui.
Ciri-ciri paragraf berpola deduktif
Paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut
:
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau
penjelasan khusus
3) Diakhiri dengan penjelasan
Penalaran Induktif
• Pengertian
Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf
sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat
seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain
sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues,
jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan
beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak
disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar
perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
• Macam-macam
Penalaran Induktif
Macam-macam penalaran induktif diantaranya :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua
atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri
esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan
dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Macam-macam generalisasi:
1. Generalisasi
sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat
kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
1. Generalisasi
tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk
mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
1. Ciri-ciri
paragraf berpola induktif
Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut
:
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan
diakhiri dengan pernyataan umum
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan
sumber :
https://rismarhaesa15.wordpress.com/2015/03/28/pengertian-penalaran-deduktif-dan-induktif-beserta-contoh-dan-ciri-cirinya/
http://adindadira.blogspot.co.id/2014/03/cara-menguji-data-cara-menguji-fakta.html
http://adhiesuseno.blogspot.co.id/2014/10/definisi-penalaran-proposisi-inferensi.html
http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-penalaran-evidensi-dan-inferensi.html